Pengaruh gadget terhadap anak bagaikan 2 sisi mata uang yang berbeda. Ia bisa menjadi positif saat orangtua mengontrol anak dalam memanfaatkan gadget. Ia juga bisa menjadi negatif saat orangtua abai terhadap anak yang memainkan gadgetnya. Sesungguhnya, gadget itu bersifat netral. Ianya adalah alat yang bisa memberikan manfaat positif atau memberi pengaruh negatif tergantung dari cara yang digunakan. Layaknya pisau dapur. Pisau dapur bisa bermanfaat saat Anda menggunakannya untuk mengupas apel. Tapi, pisau dapur juga bisa berbahaya saat Anda menggunakannya untuk menusuk perut seseorang. Jadi, alat yang bernama gadget itu sebenarnya netral . Baik atau buruknya, tergantung dari cara yang Anda gunakan. Mulai sekarang, jangan pernah salahkan gadget jika anak Anda salah pergaulan atau ingin mencoba berhubungan seks dengan temannya. Itu bukan salah gadget. Melainkan, orangtua yang abai terhadap penggunaan gadget anaknya. Orangtua yang belum tahu ‘cara tepa
Zaman dulu kita mengenal ‘Bobo Sebagai Teman Bermain dan Belajar’ . Sekarang anak-anak lebih tertarik dan terikat dengan gadget atau produk teknologi lain. Bukan pada buku cerita. Inilah yang kadang membuat orangtua mengeluh, kesal pada sang anak. “Ini anak kok seharian main game online . Kapan belajarnya?” Keluhan seperti ini tak hanya terjadi pada satu atau dua orangtua. Sebab, tak hanya mengerjakan PR yang kadang dilupakan anak. Mereka juga bisa melewatkan makan, istirahat siang, mandi bahkan panggilan kita juga sering tak digubris. Lalu, apa yang bisa orangtua lakukan agar mereka berhenti main games atau gadget? Alih-alih menghentikan, kami punya cara yang lebih adil bagi orangtua dan anak . Yakni, mencari sisi positif dari games dan produk teknologi. Jika kita hanya memandang produk teknologi sebagai ancaman kebodohan, kemalasan, merusak kesehatan mata atau mengakibatkan obesitas pada anak, maka kita akan kesulitan mencari peluang yang menguntungkan.