Langsung ke konten utama

Anak - Anak yang memiliki Kepribadian Extrovert dan Cara Menghadapinya?

Anak-anak esktrovert sering dianggap suka mencari perhatian. Mereka cenderung ceria, ramai dan asyik jika diajak berteman.
Sayangnya, orangtua sering merasa kewalahan jika harus menjaga anak-anak esktrovert karena mereka peka terhadap dopamine. Hal ini membuat si ekstrovert mudah menjadi aktif saat melihat sesuatu yang menarik dan menyenangkan.

Tak hanya kewalahan, kita mungkin terkadang menjadi sebal jika harus menanggapi kecerewetan si ekstrovert.

Anak-anak dengan kepribadian ekstrovert tidak suka sendirian. Mereka juga mudah bosan dengan pola kegiatan yang monoton. Sangat bertolak belakang dengan kecenderungan si introvert.
Meski begitu, anak-anak ekstrovert tetap memiliki kelebihan. Antara lain, mudah bergaul, memiliki antusiasme tinggi terhadap hubungan sosial, suka bercerita dan mudah terbuka dengan orang lain.
Untuk memperjelas Anda mengenal kepribadian ekstrovert, berikut kami tuliskan ciri-ciri kepribadian ekstrovert.
1. Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru
2. Berani menyapa tetangga, kerabat atau orang yang baru dikenal
3. Bicara blak-blakan
4. Lebih suka bergerak ketimbang diam
5. Memberikan perhatian pada sesuatu di luar dirinya
6. Mudah memberikan respon pada tiap hal
7. Cerewet dan suka mengobrol
8. Lebih mudah mengungkapkan apa yang dipikirkan dan dirasakan secara lisan
9. Mudah bosan jika harus diam
10. Antusiasme tinggi jika bertemu dengan kegiatan fisik
11. Senang bekerja dalam tim atau berada di tengah keramaian
12. Suka dengan hal-hal baru yang mendadak
13. Mudah percaya dan menyukai orang baru
14. Lebih mudah mengekspresikan dirinya
Dengan mengetahui kecenderungan anak ekstrovert, Anda akan lebih mudah menentukan aktivitas seperti apa yang cocok bagi mereka. Anda juga jadi lebih mengerti kenapa anak dengan kepribadian ekstrovert mudah menangis dan ngamuk saat kegiatannya monoton.
Lalu, perlakuan dan stimulus apa yang perlu orangtua lakukan untuk anak ekstrovert? Supaya mereka bisa memanfaatkan kecenderungan mereka untuk kemajuan hidupnya. Berikut hal-hal yang perlu Anda perhatikan.

Memperbanyak Aktivitas Fisik

Bukan berarti anak ekstrovert tidak suka membaca buku, menikmati me time atau waktu untuk menyendiri dan merenung. Mereka juga menyukai kegiatan semacam itu. Hanya saja intensitasnya tidak sebesar anak introvert.
Introvert pun suka berbicara, mereka bisa menjadi terbuka. Tapi, hal itu dilakukan dengan orang-orang tertentu yang bisa membuat mereka merasa nyaman.
Kegiatan yang paling disukai si kepribadian ekstrovert adalah kegiatan fisik dan bervariasi. Kegiatan fisik yang monoton atau terlalu sering dilakukan bisa membuat anak ekstrovert cepat bosan.

Ajaklah mereka berkebun, membersihkan rumah bersama-sama, mengecat dinding atau belajar memasak.

Anda juga bisa mendaftarkan untuk bergabung dengan komunitas sehobi atau klub olahraga yang mereka minati.
Dalam menentukan klub atau komunitas untuk anak, Anda perlu mengamati minat dan hobi anak. Jangan sekedar ikut-ikutan karena hobi itu sedang tren. Karena jika anak tidak menyukainya, itu hanya akan buang-buang uang dan waktu.
Camping dan hiking juga bisa menjadi pilihan kegiatan yang menarik untuk anak ekstrovert.

Respon Positif untuk Keaktifannya

Kalau anak pendiam, kita dorong-dorong mereka supaya pede dan berani bergaul.
Kalau anak cerewet, kita malah sebal dan meminta mereka anteng.
Sebenarnya apa sih yang kita inginkan? Kalau Anda menuntut kesempurnaan dari anak, maka itu sangat mustahil.

Anak lahir membawa kecenderungannya masing-masing. Ada yang suka menganalisa, pendiam dan perasa. Itulah introvert. Ada yang lahir cerewet, banyak tanya dan aktif. Itulah ekstrovert.

Kita perlu mengetahui kecederungannya, agar bisa memperlakukan anak dengan benar. Jika memang mereka cerewet, apa salahnya?
Berterima kasihlah pada Tuhan karena anak Anda tidak lahir bisu. Terima mereka apa adanya dan hal ini insyallah akan membuat Anda lebih mudah mencari kegiatan yang tepat bagi anak.
Manfaatkan saja keaktifan anak untuk berkembang di bidang yang sesuai. Misalnya, arahkan menjadi presenter, public speaker, wartawan, news anchor atau profesi lain yang membutuhkan skill talkative.
Bersabar dan jangan pernah bosan menanggapi anak-anak ekstrovert. Tanggapan positif dari Anda sangat dibutuhkan anak untuk mengembangkan daya kritis dan rasa ingin tahuanya.

Jangan Tinggalkan Sendirian

Anak-anak ekstrovert sangat suka berada di tengah keramaian. Anda pasti sering melihat seorang anak yang berteriak kegirangan saat berada di acara keluarga dan melihat ada banyak orang berkumpul di sana.
Itulah kepribadian ekstrovert.
Meskipun mereka juga membutuhkan waktu untuk tenang, menyendiri dan menikmati me time, namun waktu terbaik untuk mengembangkan perasaan positif para ekstrovert adalah saat mereka berada dalam keramaian.
Jadi, sering-seringlah ajak mereka ke tempat yang ramai. Bukan sekedar ramai ya parents, melainkan berada di tengah keramaian yang peduli dan mengasihi anak Anda.

Satu Hari Menjadi Tenang

Kalau aktif adalah kecenderungannya, terima saja. Namun, Anda juga perlu memerhatikan bahwa anak aktif juga butuh waktu istirahat.
Anak yang aktif biasanya tidak peduli dan tidak menyadari kalau mereka kelelahan. Untuk menjaga agar daya tahan tubuhnya tidak mudah sakit, Anda perlu mengajak anak untuk tenang minimal sehari dalam seminggu.
Pastikan kegiatan tenang ini tetap menyenangkan dan bervariasi. Meskipun cuma berkegiatan berdua dengan anak di rumah, Anda tetap bisa merencanakan kegiatan yang asyik dan ramai. Semua tergantung kreativitas Anda.

Kesempatan untuk Berbicara

Cerewetnya anak ekstrovert mungkin membuat Anda sebal. Tapi, Anda harus menerima itu sebagai kelebihan.
Jangan menahan atau memarahi mereka saat mulai aktif bicara dan bertanya banyak hal.
Berikan kesempatan bagi mereka untuk berbicara, mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaannya. Hal ini membuat anak merasa aman dan diterima oleh lingkungan.

Orangtua bijak Indonesia . . .
tiap anak memiliki kecenderungannya masing-masing. Anda tidak perlu mendorong-dorong atau memaksa mereka menjadi sesuai dengan anak dari orang lain.
Biarkan mereka menjadi dirinya sendiri.
Apabila anak nyaman menjadi dirinya sendiri, hal ini akan meningkatkan harga dirinya yang berdampak positif pada kemampuan mengatasi masalah hidup di masa dewasa.

Komentar