Langsung ke konten utama

Gadget Bisa Menjadi Teman Terbaik dan Musuh Terburuk Bagi Anak

Pengaruh gadget terhadap anak bagaikan 2 sisi mata uang yang berbeda.
Ia bisa menjadi positif saat orangtua mengontrol anak dalam memanfaatkan gadget.
Ia juga bisa menjadi negatif saat orangtua abai terhadap anak yang memainkan gadgetnya.
Sesungguhnya, gadget itu bersifat netral.
Ianya adalah alat yang bisa memberikan manfaat positif atau memberi pengaruh negatif tergantung dari cara yang digunakan.
Layaknya pisau dapur.
Pisau dapur bisa bermanfaat saat Anda menggunakannya untuk mengupas apel.
Tapi, pisau dapur juga bisa berbahaya saat Anda menggunakannya untuk menusuk perut seseorang.
Jadi, alat yang bernama gadget itu sebenarnya netral.
Baik atau buruknya, tergantung dari cara yang Anda gunakan.
Mulai sekarang, jangan pernah salahkan gadget jika anak Anda salah pergaulan atau ingin mencoba berhubungan seks dengan temannya.
Itu bukan salah gadget.
Melainkan, orangtua yang abai terhadap penggunaan gadget anaknya.
Pada halaman ini kami membuat poin-poin penting yang harus Anda perhatikan sebelum membelikan gadget untuk anak.

Memilih Gadget Sesuai Usia Anak

Lingkungan tempat tinggal, teman sebaya di sekolah dan iklan televisi sangat mempengaruhi keinginan anak terhadap sesuatu.
Seorang anak awalnya mungkin tidak terlalu ngeh dengan iklan televisi.
Namun, saat ia mendapatkan stimulasi dari teman-teman terdekatnya, keinginan anak terhadap sesuatu bisa tiba-tiba muncul.
Inilah yang kemudian mendorong mereka merengek pada orangtuanya untuk dibelikan sesuatu.
Tanpa mengindahkan kemampuan orangtua dan tanpa melihat konsep kebutuhan, ‘apakah mereka sudah membutuhkan gadget atau belum’.
Yang mereka tahu hanyalah,
teman-teman sudah punya, jadi aku juga harus punya.
Memang tidak mudah menghindarkan anak dari pengaruh teman-temannya.
Usaha terbaik yang bisa kita lakukan adalah memberikan pengertian.
Jika itu sudah Anda lakukan, tapi tak jua berhasil, maka Anda bisa mulai melihat jenis-jenis gadget yang ditawarkan pasar.
Lalu, bagaimana cara memilih gadget sesuai dengan kebutuhan atau usia anak?
1. Menetapkan Tujuan
Untuk bisa menetapkan tujuan, Anda harus mengetahui apa yang membuat anak Anda menginginkan gadget.
Misalnya, anak Anda ingin memiliki gadget karena tertarik dengan games yang ada.
Maka, Anda bisa fokus mencari gadget dengan spesifikasi game yang cukup untuk anak.
Namun, Anda harus lebih berhati-hati karena saat ini banyak game yang diciptakan oleh pengembang luar negeri yang mengabaikan budaya ketimuran.
Ada juga anak yang ingin memiliki gadget karena tertarik pada kameranya.
Maka, Anda bisa fokus mencari gadget dengan spesifikasi kamera yang mumpuni.
Nah, hal ini justru bisa menjadi ajang latihan bagi anak untuk memperdalam kemampuannya dalam memotret.
Siapa tahu, bakatnya adalah menjadi photographer!
2. Memperhatikan Koneksi Internet
Setelah memahami ketertarikan anak terhadap gadget, selanjutnya Anda bisa memilih bagaimana gadget anak tersambung ke internet.
Jika memang diperlukan, Anda bisa memanfaatkan kuota data dari provider kartu prabayar atau pascabayar.
Jadi, kemanapun anak pergi, selama ia masih dalam jangkauan area kartu tersebut, ia bisa terhubung ke internet.
Tapi, jika anak hanya memanfaatkan kamera gadget saja, Anda tidak perlu memasang kartu kuota data.
Anda bisa memasang wifi di rumah dan sesekali menyambungkan gadget anak ke internet.
Kenapa hal ini membutuhkan penyesuaian?
Karena anak bisa mengakses segala macam hal melalui internet. Tidak ada batasan usia dan konten disana.
Selain itu, Anda juga bisa lebih efektif dalam mengatur pengeluaran terkait penggunaan daya internet ini.
Dengan begitu, Anda mampu mengontrol penggunaan gadget anak.
3. Menyesuaikan Usia Anak
Usia 0 hingga 13 tahun sebaiknya tidak perlu memiliki gadget sendiri.
Saat anak ingin menggunakan fitur tertentu, Anda bisa sesekali meminjamkan gadget Anda.
Seperti yang dilakukan Bill Gates, si pendiri Microsoft, ia melarang anak-anaknya menggunakan gadget sebelum usia 14 tahun.
Alasannya, gadget bisa membuat anak sibuk sendiri dan menghabiskan waktu dengan menatap layar.
Bill Gates pun melarang anak-anaknya membawa gadget saat makan bersama dan sebelum tidur.
Setelah diperbolehkan menggunakan gadget pun, Bill akan tetap menggunakan aturan waktu, ‘kapan anak-anak boleh bermain gadget’.
Jika anak Anda sudah menginjak usia 14 tahun, Anda boleh mempertimbangkan untuk membelikannya gadget.
Karena jika dilihat dari sisi positif, anak Anda bisa menggunakan gadgetnya sebagai sumber belajar.
4. Mencari Harga yang Sesuai
Harga selalu menjadi pertimbangan saat orangtua ingin membelikan gadget untuk anaknya.
Gadget lebih bersifat sebagai hiburan, mencari informasi sederhana dan menjadi pengalaman pertama bagi anak.
Jadi, Anda cukup belikan gadget dengan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan dan pilihlah harga yang standar.
5. Pastikan Anda Bisa Mengoperasikan Gadget Anak
Orangtua tak boleh kalah pintar dari anaknya.
Jika Anda membelikan gadget, tapi Anda buta dalam mengoperasikannya, maka sebaiknya jangan belikan.
Kenapa orangtua juga harus memahami fungsi dari menu-menu gadget?
Karena Anda tak boleh abai dan lengah.
Sebelum anak berusia 17 tahun, mereka adalah tanggung jawab Anda.
Jadi, melakukan pengawasan dan pengecekan terhadap gadget anak itu penting agar terhindar dari pengaruh negatif.

Pengaruh Gadget Terhadap Anak

Cara yang salah dalam memanfaatkan gadget bisa menjerumuskan anak pada hal-hal yang bersifat negatif.
Cara yang benar dalam memanfaatkan gadget bisa berdampak positif untuk anak.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk menggunakan cara yang tepat.
Lalu, apa saja pengaruh gadget terhadap anak?
Dampak Negatif
1. Paparan radiasi gadget sangat berbahaya bagi kesehatan. Jika digunakan terlalu sering, dalam beberapa tahun ke depan akan beresiko mengakibatkan gangguan perkembangan otak dan sistem imun anak.
2. Pengaruh gadget terhadap anak bisa mengakibatkan ketergantungan. Usia anak-anak yang seharusnya aktif berlarian guna mengembangkan kemampuan motoriknya, malah menjadi pasif karena asyik kecanduan gadget. 
3. Jika orangtua cenderung membiarkan anak yang sudah kecanduan gadget, mereka bisa tumbuh menjadi anak-anak dengan sifat tertutup dan tidak mempunyai kemampuan sosialisasi yang baik.
4. Tanpa kontrol dari orangtua, gadget bisa menjadi pemicu rasa tertekan, gangguan bipolar dan autis.
5. Karena jarang bergerak dan pasif hanya dengan gadget, anak-anak bisa beresiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
6. Saat bermain, anak-anak cenderung lupa waktu. Apalagi jika terlalu asyik main games. Hal ini tentu saja bisa mengganggu waktu tidurnya.
7. Awalnya, Anda membelikan gadget agar dimanfaatkan anak saat mencari informasi terkait tugas sekolah. Tapi, ia tak sengaja membuka situs pornografi atau situs lain yang mempertontonkan tayangan yang tidak seharusnya ia lihat. Nah, pengaruh tayangan ini bisa berdampak negatif pada anak, jika Anda tidak hadir memberikan bimbingan.

Dampak Positif
1. Alasan utama orangtua membelikan gadget biasanya adalah untuk mendukung kegiatan atau tugas sekolah anak. Jadi, gadget bisa dimanfaatkan sebagai sumber informasi dan pengetahuan anak.
2. Memiliki gadget, memahami fungsi dan menu-menu di dalam gadget akan membuat anak Anda lebih up to date terhadap perkembangan teknologi.
3. Terbiasa memegang gadget dan memanfaatkannya sebagai sumber informasi, anak Anda akan semakin pandai dalam memilih dan memilah informasi mana yang ia butuhkan.
4. Sering menggunakan gadget untuk bermain game, dampak positifnya anak akan lebih mudah fokus. Tentu saja, Anda harus mengatur waktu penggunaannya.
5. Gadget tidak selalu membawa pengaruh buruk bagi anak. Karena gadget dan internet juga bisa menjadi media pembelajaran banyak hal.
6. Ada beberapa aplikasi dalam gadget yang bisa melatih koordinasi mata dan tangan anak. Anda bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk meningkatkan fungsi otak anak.
7. Gadget juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran bahasa asing. Karena pabrikan gadget berasal dari luar negeri, jadi mereka pasti menyediakan beberapa pilihan bahasa di sana.

Pengaruh gadget terhadap anak bisa menjadi positif maupun negatif.
Semuanya tergantung dari cara orangtua dalam mengatur waktu dan mengontrol penggunaan gadget untuk anaknya.

Komentar